Senin, 06 Oktober 2014

Towards an Islamic Jurisprudence of the Environment Fiqh al-Bi'ah fil-Islam By: Prof. Mustafa Abu-Sway

http://www.iol.ie/~afifi/Articles/environment.htm

Kerusakan Lingkungan

http://nandapradika.blogspot.com/2014/07/kerusakan-lingkungan.html

Fenomena Alam Akibat Kerusakan Lingkungan

http://analisadaily.com/news/read/fenomena-alam-akibat-kerusakan-lingkungan/14076/2014/03/16

Kapitalisme Merusak Alam!

http://koranpembebasan.wordpress.com/2011/10/13/kapitalisme-merusak-alam/

Sabtu, 04 Oktober 2014

Ukuran Kertas

Ngeprint tugas kuliah harus menyesuaikan ukuran kertas yang digunakan. Ukuran kertas yang paling populer digunakan adalah Kuarto, A4 dan Folio. Istilah ukuran kertas yang digunakan kuarto = letter, A4 = A4, sedangkan folio ≠ legal. Kita sering kali menyamakan ukuran kerta folio dengan legal. Ada perbedaan selisih lebih panjang 1 inch pada legal dibandingkan folio. Akibatnya, setelah lama merapihkan dengan ukuran legal apa yang telah kita ketik di Ms Word, ternyata meleset, tidak semuanya dapat diprint pada kertas folio. Tepatnya, ukuran folio adalah 22 cm x 33 cm atau 8.5 inch x 13 inch. Tren mencetak PDF (ebook2book) membuat satu ukuran kertas lagi menjadi terkenal "B5". ukurannya yang paling kecil ( 176 X 250 cm) dibandingkan 3 ukuran sebelumnya, lebih tepatnya setengah ukuran A4.

Pengaturan kertas tidak berhenti pada Page Setup di Ms Word. Ada bagian lain saat ngeprint yang harus diatur ukuran kertasnya. Ngeprint dengan perintah File > Print saat tampil menu print, pilih Properties kemudian tentukanlah ukuran kertas sekali lagi pada printer. Sering terjadi masalah ketika pada Ms Word Anda memilih kertas kuarto sedangkan di printer diset dengan kertas A4. Hasil print akan lebih turun ke bawah.
Ok. sekarang anda telah tahu berbagai ukuran kertas dan menentukan ukuran tersebut pada Ms Word dan Printer agar memperoleh hasil maksimal.
Lebih lengkap informasi ukuran kertas baca di http://id.wikipedia.org/wiki/Ukuran_kertas

SUMBER : http://officedonk.blogspot.com/2012/04/ngeprint-tugas-kuliah-harus.html

Kamis, 02 Oktober 2014

PDF TO WORD FREE



http://fm-pdf.com/pdf-to-word-free.html

Senin, 29 September 2014

fikih lingkungan hidup_sukani
Oleh Sukarni. Terdiri dari 292 halaman berbahasa Indonesia tentang "islam dan lingkungan hidup". Diterbitkan di Jakarta oleh Kementerian Agama RI pada tahun 2011 dan kemudian menjadi koleksi perpustakaan sejak 10 September 2013.
http://bapedalda.tabalongkab.go.id/?p=184

Konservasi Sumber Daya Alam (studi Ma'anil Hadis Terhadap Hadis-hadis Lingkungan)


Oleh M.Ali Nasrullah lewat bimbingan Drs.H. Agung Danarto, MAg. Terdiri dari 75 halaman berbahasa Indonesia tentang "konservasi sumber dayaalam". Diterbitkan di Yogyakarta oleh Fak.Ushuluddin UIN SUKA pada tahun 2006 dan kemudian menjadi koleksi perpustakaan sejak 13 Juni 2008.
Terdapat 1 koleksi yang hanya dapat dibaca ditempat.

Lantai 2 sebelah timur  >  Ruang Skripsi  >  Rak Ushuluddin  >  Label UY 2084 NAS k 

Senin, 30 Juni 2014

RENCANA TATARUANG KOTA YOGYAKARTA

http://www.penataanruang.net/taru/upload/perda/perda2-2010_provDIY.pdf

PEMBAGIAN DISTRIK GK

http://www.gunungkidulkab.go.id/pustaka/Gunungkidul%20Dalam%20Angka%202012.pdf

PEMBAGIAN WILAYAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

KABUPATEN GUNUNG KIDUL
Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukota Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta (Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa


Peta wilayah Kab. Gunung Kidul
Letak geografi :
  • 110 derajat 21′ sampai 110 derajat  50′ BUJUR TIMUR
  • 7 derajat  46′ sampai 8 derajat 09′ LINTANG SELATAN

Batas Wilayah Kabupaten Gunungkidul:
  • Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman (Propinsi DIY).
  • Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sukoharjo (Propinsi Jawa Tengah).
  • Sebelah Timur :Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah).
  • Sebelah Selatan : Samudera Hindia

CURAH HUJAN
Curah hujan rata-rata Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2007 sebesar 1720,86 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 115 hari per tahun. Bulan basah 4 – 6 bulan, sedangkan bulan kering berkisar antara 4 – 5 bulan. Musim hujan dimulai pada bulan Oktober – Nopember dan berakhir pada bulan Mei-Juni setiap tahunnya. Puncak curah hujan dicapai pada bulan Desember – Pebruari.Wilayah Kabupaten Gunungkidul Utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan, sedangkan wilayah Gunungkidul selatan mempunyai awal hujan paling akhir.
Suhu udara Kabupaten Gunungkidul untuk suhu rata-rata harian 27,7° C, Suhu minimum 23,2°C dan suhu maksimum 32,4° C. Kelembaban nisbi di Kabupaten Gunungkidul berkisar antara 80 % – 85 %. Kelembaban nisbi ini bagi wilayah Kabupaten Gunungkidul tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Januari – Maret, sedangkan terendah pada bulan September.
Di Kabupaten Gunungkidul terdapat 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu Opak – Oyo dan Dengkeng. Masing-masing DAS itu terdiri dari beberapa Sub DAS.
PEMERINTAHAN
Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 18 kecamatan, 144 desa, 1416 dusun, 1583 RW, dan 6844 RT. Kecamatan yang ada di Gunungkidul antara lain : Kecamatan Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Rongkop, Girisubo, Semanu, Ponjong, KarangMojo, Wonosari, Playen, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, dan Semin. Dari 144 desa, 141 desa masuk klasifikasi Swadaya dan 3 desa termasuk desa Swasembada.
Sedangkan jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) tahun 2007 adalah 144, dengan 95 LPMD klasifikasi tumbuh dan 49 LPMD termasuk klasifikasi berkembang.

SOSIAL BUDAYA  DAN PENDAPATAN REGIONAL
Pada tahun 2007 di Kabupaten Gunungkidul hanya terdapat 1 RSU Pemerintah, 1 RS swasta dan 140 puskesmas. Dari 140 Puskesmas dapat dikategorikan 13 Puskesmas Perawatan, 16 Puskesmas Non Perawatan dan 111 Puskesmas Pembantu. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan porgram KB jumlah akseptor aktif di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2007 mencapai 107.307 orang. Pada umumnya aksektor tersebut memilih menggunakan alat kontrasepsi suntik, IUD dan pil, masing-masing 45.298, 25.262 dan 20.291 orang atau ketiga kontrasepsi tersebut dipilih oleh sekitar 84,66 % dari seluruh akseptor aktif.
Untuk sektor budaya, Kondisi kehidupan dan aktivitas budaya dan kesenian di Kabupaten Gunungkidul secara umum masih berjalan baik, terlihat dari upaya dan kegiatan masyarakat untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya dan kesenian yang ada. Bahkan juga tampak adanya upaya untuk menggali kembali budaya dan kesenian yang hampir punah, serta upaya kaderisasi kepada generasi muda
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama. Tempat peribadatan umat Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha masing-masing 2.541 unit, 96 unit, 28 unit, 14 unit dan 8 unit.  Ditinjau dari jumlah pemeluk agama, pada tahun 2007 di Kabupaten Gunungkidul tercatat 732.701umat Islam, 12.795 umat Kristen, 10.142 umat Katholik, 2.776 umat Hindu, dan 626 umat Budha.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul atas dasar harga berlaku tahun 2007 sebesar 4.872.123 juta rupiah dengan kontribusi terbesar diberikan oleh sektor pertanian yaitu sebesar 34,03% kemudian disusul sektor jasa-jasa dengan sumbangan sebesar 18,25 %.
PDRB Kabupaten Gunungkidul atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2007 sebesar 2.941.288 juta rupiah atau naik sekitar 110.705 juta rupiah. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 penduduk Kabupaten Gunungkidul pad atahun 2007 sebesar 4.292.535 rupiah. Dan PDRB per kapitas atas dasar harga berlaku penduduk Kabupaten Gunungkidul  pada tahun 2007 sebesar 7.110.408 rupiah.
KEPENDUDUKAN
Penduduk Kabupaten Gunungkidul berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk 2000 dan Sensus Penduduk Antar Sensus 2005 tahun 2007 berjumlah 685.210 jiwa yang tersebar di 18 kecamatan dan 144 desa, dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Wonosari dengan 75.517 jiwa. Secara keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki, yaitu 349.799 perempuan dan 335.411 laki-laki.
Dilihat dari status pekerjaan utama, sebagian besar penduduk Kabupaten Gunungkidul bekerja sebagai pekerja keluarga sekitar 36,56% dari jumlah penduduk yang bekerja. Sedangkan yang berusaha dengan dibantu buruh tetap, masih sangat sedikit yaitu sekitar 0,80 %.
Untuk penduduk berdasarkan usia tahun 2007 sesuai dengan proyeksi SP 2000 – SUPAS2005 & Proporsi Susesnas 2006 adalah sebagai berikut Usia 0-4 Tahun ( balita ) sebanyak 41.935 orang, 5-9 Tahun sebanyak 46.041 orang , Usia 10-14Tahun  adalah sebanyak 53.143 Jiwa sedangkan usia 15-19Tahun sebanyak 49.730 jiwa, usia  20-24 tahun sebanyak 32.508 Jiwa, usia 25-29 sebanyak 40.984 jiiwa, usia 30-34 sebanyak 46.246 jiwa, usia 35-39 sebanyak 52.502 jiwa, usia 40-44 yaitu 49.255 jiwa, 44.398 jiwa usia 45-49, 44.409 jiwa usia 50-54 tahun, dan 44.984 jiwa berusia 55-59 tahun, sedangkan usia 60+ sebanyak 139.075 jiwa.
Tabel I :

PEMBAGIAN ADMINISTRASI DAN LUAS WILAYAH KECAMATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

NO         KECAMATAN     LUAS WILAYAH(KM 2 )   JUMLAH DESA                   JUMLAH DUSUN
1.            Panggang                                 99,80                                    6                                44
2.            Paliyan                                       58,07                                    7                                50
3.            Tepus                                       104,91                                    5                                85
4.            Rongkop                                   83,46                                    8                              101
5.            Semanu                                  108,39                                    5                              106
6.            Ponjong                                  104,49                                  11                             119
7.            Karangmojo                            80,12                                    9                              104
8.            Wonosari                                  75,51                                  14                             104
9.            Playen                                     105,26                                  13                             101
10.          Patuk                                         72,04                                  11                               72
11.          Nglipar                                       73,87                                    7                                53
12.          Ngawen                                    46,59                                    6                                66
13.          Semin                                        78,90                                  10                             116
14.          Gedangsari                              68,40                                    7                                60
15.          Saptosari                                  8783                                      7                                67
16.          Girisubo                                    94,50                                    8                                82
17.          Tanjungsari                              71,63                                    5                                71
18.          Purwosari                                 71,76                                    5                               32
JUMLAH                              1.485,36                               144                         1.431
SUMBER : Bagian Pemerintahan Kab. Gunungkidul
Tabel II:

KEPADATAN PENDUDUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2007

NO       KECAMATAN     LUAS WILAYAH  (KM 2 )                                 JUMLAH PENDUDUK      Kepadatan ( Jiwa/Km2)
1.           Panggang                                99,80                                                 26.500                                 266
2.           Purwosari                                71,76                                                18.751                                261
3.           Paliyan                                      58,07                                                29.937                                 516
4.           Saptosari                                 87,83                                                25.431                                 403
5.           Tepus                                      104,91                                                 33.714                                 321
6.           Tanjungsari                              71,63                                                26.387                                368
7.           Rongkop                                   83,46                                                28.912                                 346
8.           Girisubo                                    94,57                                                 23.770                                 251
9.           Semanu                                 108,39                                                53.611                                 495
10.         Ponjong                                 104,49                                                 51.143                                 489
11.         Karangmojo                          80,12                                                 49.782                                 621
12.         Wonosari                                 75,51                                                 75.517                             1.000
13.         Playen                                    105,26                                                53.395                                 507
14.         Patuk                                        72,04                                                 28.833                                 400
15.         Gedangsari                               68,14                                                36.956                                 542
16.         Nglipar                                      73,87                                                29.789                                 403
17.         Ngawen                                    46,59                                                 31.447                                 675
18.         Semin                                       78,92                                                 51.335                                 650
JUMLAH                             1.485,36                                              685.210                461
SUMBER : BPS Kab. Gunungkidul  Proyeksi SP2000-SUPAS2005


KETERSEDIAAN PANGAN
Gunungkidul adalah satu-satunya kabupaten di DIY yang urusannya di sektor pertanian ditangani oelh lembaga struktural yang beragam, sesuai dengan jenis sub sektornya, antara lain Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan.
Produksi di sub sektor peternakan menunjukkan trend positif. Image yang berkembang bahwa Gunungkidul adalah gudang ternak dan budaya masyarakat petani untuk memelihara ternak turut memberikan andil dalam peningkatan populasi ternak.


Tabel III: Produksi Peternakan
Uraian                  `              2006                                       2007                            2008
Sapi potong                        111.502                    114.139               115.421
Sapi perah                                       0                                                 7                               7
Kerbau                                         216                            136                         136
Kambing                              136.590                    145.232                  147.340
Domba                                   11.128                                      11.624                    12.581
Babi                                                 54                              73                           67
Ayam Buras                        973.452                 1.004.223             1.010.418
Ayam Petelur                    146.386                    155.628                    87.795
Ayam Pedaging                 322.920                    348.099                  433.950
Itik                                             15.643                                      15.906                   15.521
Burung Puyuh                   280.543                     268.515                 157.199
Telur                                  1.573.433                 1.347.458             1.648.054
Susu                                                   0                         6.480                   15.720
Daging                              2.662.509                 2.624.731             2.797.452
SUMBER : BPS Kab. Gunungkidul  Proyeksi SP2000-SUPAS2005
Produksi pangan dari sektor kehutanan dan perkebunan berasal dari pemanfaatan hutan rakyat untuk penanaman tanaman pangan seperti padi, jagung dan ubikayu. Sedangkan perkebunan rakyat memberikan andil dalam produksi kakao, mete dan tembakau.

Tabel IV: Produksi perkebunan dan kehutanan
Uraian Data                                                        2006                       2007                       2008
Luas Lahan (Hektar)
a. Hutan Negara                               13.109,10             13.109,10             13.109,10
b. Hutan rakyat                                 28.349,00             29.230,50             28.675,13
c. Hutan kota                                           -                                  7,00                        7,00
Produksi perkebunan rakyat (ton)
a. Kakao                                                    263,49                     235,15                   373,87
b. Mete                                                     529,40                     479,24                   561,22
c. Tembakau                                           195,31                     159,88                   166,10
Produksi tanaman pangan di HKm (ton)
a. Padi                                                      5.000,00                4.750,00               4.512,00
b. Jagung                                                4.000,00                3.800,00               3.610,00
c. Ubi kayu                                             5.000,00                4.750,00               4.512,00
Peredaran Hasil Hutan
a. Kayu bundar (m3)                       81.369,65               70.628,53           82.777,73
b. Kayu olaham (m3)                        2.513,82                     729,56                 855,64
c. SKSHH (lembar)                            -                                 11,425,00          11.938,00
SUMBER : BPS Kab. Gunungkidul  Proyeksi SP2000-SUPAS2005

Tabel V: Produksi Pangan

Komoditas                                                         2006 (ton)           2007 (ton)           2008 (ton)

Padi sawah                                                           67.704                   66.561                   75.965
padi gogo                                                            146.435 137.503 167.881
jagung                                                                  156.436 180.881 191.007
kedelai                                                                   29.466                   21.306                   22.764
ubi kayu                                                               894.106 864.138 791.630
bawang merah                                                          857     3.197                     1.592
cabe                                                                           4.062                    6.892                     7.319
mangga                                                                                   50.634                130.374   69.919
pisang                                                                   128.123   99.386                 126.885

Luas lahan (ha)                                                    80.189                   79.264                   79.264
SUMBER : BPS Kab. Gunungkidul  Proyeksi SP2000-SUPAS2005

POTENSI
Kabupaten Gunung Kidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan , hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata.
Pertanian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah lahan kering tadah hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan. Lahan sawah beririgasi relatif sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan. Sumberdaya alam tambang yang termasuk golongan C berupa : batu kapur, batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir kuarsa.
Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km dari Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata sangat besar dan terbuka untuk dikembangkan.
Pertanian Dan Kelautan Pada sektor pertanian Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan paling menonjol antara lain :
Tembakau Hasil produksi tembakau yang paling menonjol terdapat di Kecamatan Panggang 23,960 ton/th), Purwosari (67,876 ton/th), Saptosari (8,417 ton/th), Tepus (3,600 ton/th), Ngawen (79,500 ton/th) dan Semin (127,776 ton/th).
Ubi Kayu/Ketela Hasil Pertanian ini terdapat di hampir seluruh wilayah Kabupaten Gunungkidul, pada tahun 2005 hasil panen ubi kayu/ketela sebanyak 799453,3 ton. Pada sektor kelautan potensi yang dimiliki masih sanggat terbuka lebar, hal ini dikarenakan luas garis pantai yang mencapai 97,76 km. Dengan demikian pengembangan pada sektor kelautan masih perlu ditanggani secara serius, sebagai bahan pengkajian dalam kurun waktu tahun 2000 sampai 2005 hasil panen laut baru berkisar antara 615.457 kg sampai dengan 617.100 kg. Meskipun hasil panen laut meningkat akan tetapi seharusnya dengan luas pantai yang dimiliki, hasil panen laut dapat lebih ditingkatkan.
Pertambangan dan Bahan Galian Kandungan material yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul beraneka ragam, baik yang bernilai ekonomis maupun ekologis. Berikut adalah beberapa potensi bahan tambang dan bahan galian yang dimiliki oleh Kabupaten Gunungkidul :
Andesit : Jumlah kandungan berkisar antara 3.752 m3 – 131.531.250 m3 terdapat di Kecamatan Panggang, Patuk dan Gedangsari. b.Batu dan Pasir : Jumlah kandungan berkisar antara 2.345 m3 – 560.410 m3 terdapat di Kecamatan Playen, Ngawen dan Gedangsari.
Batu Pasir Urug : Jumlah Kandungan berkisar antara 244.063.500 m3 terdapat di Kecamatan Ngawen, Patuk dan Gedangsari.
batu Pasir Tufan : Jumlah kandungan bervariasi terdapat di Kecamatan Patuk, Panggang, Purwosari, Gedangsari, Nglipar, Semin, Ngawen dan Ponjong.
Batu Pasir Silika : Jumlah kandungan 24.000 m3 terdapat di Dusun Wuni dan Gabug, Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari.
Batu Gamping Keras (Bedhes) : Dengan jumlah kandungan bervariasi dan terdapat di hampir seluruh wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Batu Gamping Lunak (Keprus) : Jumlah kandungan bervariasi terdapat di Kecamatan Paliyan, Saptosari, Purwosari dan Panggang. Fospat : Terdapat di Kecamatan Playen , Desa Getas, Dusun Sengok dengan jumlah kandungan 66 m3. Breksi Pumis : Jumlah kandungan bervariasi terdapat di Kecamatan Patuk, Gedangsari, Semin, Ngawen, Karangmojo dan Ponjong.
Kalsilotit : Jumlah kandungan berkisar antara 301.020 m3 sampai 7.400.000 m3 terdapat di Kecamatan Playen dan Paliyan. k.Kaolin : Terdapat diKecamatan Semin dengan jumlah kandungan 4.840.500 m3 dan di Kecamatan Ponjong dengan jumlah kandungan 343.300 m3. l.Kalsedon (Batu Rijang) : Jumlah kandungan berkisar antara 8000 m3 sampai 30.000m3 terdapat di Kecamatan Panggang dan Ponjong. m.Kalsit (Kalsium Karbonat) : Jumlah kandungan 221.238 m3 terdapat di Kecamatan saptosari, Panggang, Purwosari, Girisubo, Paliyan dan Ponjong. 3.Perindustrian Pertumbuhan pada sector industri di Kabupaten Gunungkidul terus meningkat, hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan pasar terhadap hasil-hasil industri. Beberapa industri yang berkembang di Kabupaten Gunungkidul sebagai berikut :
Kecamatan Gedangsari memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : cowek batu, kayu/meubel, bambu dan batik.  Kecamatan semanu memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : emping melinjo, kayu/meubel, tempe, genteng, jamu dan bambu. Kecamatan Patuk memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : Topeng, dan arang kayu.
Kecamatan Semin memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : Batako, tempe, tikar, makanan olahan, pathilo, bambu, dan kayu/meubel. Kecamatan Karangmojo memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain: bambu, emping melinjo, tegel, wayang kulit dan pande besi. Kecamatan Saptosari memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : pathilo, rumput laut, tempe, bambu, perak, kasur dan genteng.
Kecamatan Rongkop dan Kecamatan Girisubo memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : anyaman rotan, wayang kulit, emping melinjo, bambu, tahu, asesoris dan pathilo. h.Kecamatan Paliyan memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : bambu, parut, perak, ban bekas dan kuningan. i.Kecamatan Playen memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : genteng, kayu/meubel, jamu, tegel, gerabah, pawon/luwengan, batu ornamen, makanan olahan dan asesoris
Kecamatan Ponjong memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : batu akik, kayu/meubel, tahu, bambu, pupuk guano, emping melinjo dan batu olahan. k.Kecamatan Nglipar memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : kayu/meubel, gula jawa, tikar dan bambu. l.Kecamatan Ngawen memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : batik, kain tenun dan bamboo. m.Kecamatan Panggang dan Kecamatan Purwosari memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : makanan olahan, pathilo, kayu/meubel dan emping melinjo.
Kecamatan Tepus dan Kecamatan Tanjungsari memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : pathilo, kayu/meubel/, kece dan tikar.
Kecamatan Wonosari memiliki potensi/bahan/kerajinan antara lain : asesoris, gamping, kecambah, ember, sablon, konveksi, mainan anak, anyaman sabut, wayang kulit, batu ornamen, pande besi, tegel, kulit, tembaga dan kayu/meubel.

SUMBER : https://aksarasahaja.wordpress.com/2010/12/14/

Selasa, 03 Juni 2014

Hukum Membudidayakan Dan Memakan Kodok

 
Fatawa Muamalat
Isu:

Hukum Membudidayakan Dan Memakan Kodok

Jawapan:

Pada akhir-akhir ini telah tumbuh dan berkembang usaha pembudidayaan kodak oleh sebagian petani ikan. Hasil pembudidayaan kodok tersebut dijual kepada para pedagang atau kepada para konsumen secara langsung untuk dimakan.Sebagian umat Islam mempertanyakan tentang hukum pembudidayaan kodok untuk dijual kepada para pedagang atau kepada para konsumen secara langsung untuk dimakan, apakah diperbolehkan oleh hukum Islam atau tidak.
Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang hukum pembudidayaan kodok untuk dijual kepada para pedagang atau kepada para konsumen secara langsung untuk dimakan, maka MUI DKI Jakarta memfatwakan:

1. Pada dasarnya, seluruh hewan yang hidup di lautan (air), baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, adalah halal dimakan. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat an-Nahl ayat 14 (Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan) dan firman-Nya dalam surat al-Maidah 96 (Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan)

2. Hewan yang hidup di darat, pada dasamya semuanya juga halal dimakan dagingnya, kecuali yang secara tegas diharamkan oleh al-Qur'an atau as-Sunnah. Di antaranya adalah bangkai (hewan yang mati tidak melalui sembelihan secara syar'i), darah, daging babi, dan daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah. Hal ini didasarkan pada firman Allah dalam surat aI-An' am 145:

قُل لاَّ أَجِدُ فِي مَا أُوْحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّماً عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلاَّ أَن يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَماً مَّسْفُوحاً أَوْ لَحْمَ خِنزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقاً أُهِلَّ لِغَيْرِ اللّهِ بِهِ(145)الأنعام

Artinya:
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena sesungguhnya semua itu kotor¬- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.” AI-An'am, 6:145.

Demikian juga diharamkan memakan hewan buas yang mempunyai gigi taring dan burung yang mempunyai kuku mencengkeram. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Hadits Shahih yang diriwayatkan Imam muslim: “Rasulullah SAW melarang (umat Islam) memakan setiap binatang buas yang bergigi taring dan burung yang mempunyai kuku mencengkeram".

3. Para ulama berbeda pendapat tentang hukum membudidayakan dan memakan Kodok. Menurut Madzhab Maliki, hukum mengkonsumsi kodok adalah mubah karena tidak ada nash al-Qur'an atau al-Hadits yang secara khusus mengharamkannya. Sedangkan menurut Jumhur Ulama (Madzhab Hanafi, Syafi'i dan Hambali), hukumnya adalah haram. Hal ini didasarkan pada dalil dan hujjah (argumentasi) sebagai berikut:

a. Kodak, sebagaimana halnya ular dan kepiting adalah termasuk binatang yang hidup di dua alam; daratan dan sekaligus lautan (air). Oleh karena itu, kodok dinilai sebagai binatang yang menjijikkan (al¬khobaits). Padahal binatang yang menjijikkan adalah diharamkan oleh Allah SWT. Sebagaimana difirmankan dalam surat al-A'raf ayat 157:

وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الخَبَآئِثَ(157)الأعراف

Artinya:
Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. AI-A'raf, 7:157.

b. Kodok adalah binatang yang dilarang oleh Rasulullah SِAW untuk dibunuh. Jika suatu binatang tidak boleh dibunuh, logikanya tentu tidak boleh dimakan karena bagaimana mungkin bisa dimakan kalau tidak dibunuh terlebih dahulu. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, aI-Hakim, Abu Daud dan an-Nasa'i dari sahabat Abdurrahman ibn Utsman al-Quraisyi RA.:

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عُثْمَانَ اْلقُرَشِيِّ أَنَّ طَبِيْبًا سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ عَنِ الضِّفْدَعِ يَجْعَلُهَا فِي دَوَاءٍ فَنَهَى عَنْ قَتْلِهَا (رواه أحمد والحاكم وأبو داود والنسائي)

Artinya:
"Dari Abdurrahman bin Utsman al-Qurasyi, bahwasannya seorang tabib (dokter) bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kodak yang dipergunakannya untuk campuran obat, lalu Rasulullah melarang membunuhnya"

4.Komisi Fatwa MUI Propinsi DKI Jakarta memilih pendapat Jumhur Ulama yang mengharamkan memakan atau mengkonsumsi kodok. Di samping karena didasarkan pada dalil serta argumentasi yang lebih kuat, juga karena ikhtiyat (berhati-hati). Sebagaimana telah disabdakan Rasulullah SAW dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Nu'man ibn al-Basyir ra. :

فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَي يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ( رواه البخارى ومسلم)

Artinya:
"Barangsiapa menghindarkan diri dari syubhat, maka dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatan¬nya. Dan barangsiapa terjerumus ke dalam sesuatu yang syubhat, maka dia pasti akan terjatuh dalam sesuatu yang haram. Seperti seorang pengembala yang mengembala-kan hewan di sekitar pagar, pasti mudah sekali makan tanaman di dalamnya. Ketahuilah bahwa tiap-tiap raja (pemilik( mempunyai batas-batas larangan. Dan batas larangan Allah SWT ialah segala apa yang diharamkan-Nya". (H.R. Bukhari dan Muslim).

Di samping itu, menurut keterangan Dr. H. Muhammad Eidman, M. Sc. seorang dokter hewan dari Institut Pertanian Bogor, bahwa jenis kodok kurang lebih berjumlah 150 jenis. Dari jumlah tersebut, hanya 10 jenis kodok yang berada di Indonesia yang dinyatakan tidak mengandung racun, yaitu: - .

1. Rana Macrodon 6. Rana Hinascaris
2. Rana Ingeri 7. Rana Glandilosa
3. Rana Magna 8. Hyhrun Arfiki
4. Rana Modesta 9. Hyhrun Pagun
5. Rana Canarivon 10. Rana Catesbiana

Sehubungan dengan keterangan pakar yang mempunyai otoritas dalam menentukan bahaya atau tidaknya kodok, maka dapat disimpulkan bahwa mengkonsumsi kodok secara umum membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu hukumnya haram. Sebagaimana telah difirmankan dalam surat al-Baqarah ayat 195:

وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ المُحْسِنِينَ(195) البقرة

Artinya:
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. AI¬Baqarah, 2:195.

5.Sehubungan dengan haramnya mengkonsumsi kodok, maka membudidayakan kodok untuk dimakan atau diperdagangkan adalah haram. Hal ini didasarkan pada Qaidah Ushul Fiqh sebagai berikut:

لِلْوَسَائِلِ حُكْمُ الْمَقَاصِدِ

"Sesuatu yang menjadi sarana, hukumnya adalah mengikuti sesuatu yang menjadi tujuan".




Negara asal : Indonesia
Negeri : Jakarta
Badan yang mengisu fatwa : Majelis Ulama Indonesia
sumber : http://infad.usim.edu.my/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=2774&newlang=mas